seperti sayap-sayap yang patah di keheningan sebuah senja lalu sayap-sayap meninggalkan peraduan bersama menutup malam ada sayap yang benar-benar patah dibalik terali
hai ... apa kabar? itu yang sering kusapakan pada matahari ketika datang hai... hari ini kabarmu bagaimana? kuucap di menjelang senja hai... kamu kemana saja? kemanapun kamu melangkah sungguh! aku peduli hai... cuma basa basi hai... aku peduli hai... kenapa kau tidak?
Ketika sebongkah es membungkus jantung Sebutir bintang memancarkan sinar Mengalirkan panas Mencairkan hati yang sekian lama beku Menghidupkan jiwa yang sekian lama mati
Nyala bintang semakin terang Pintu hati tlah dibuka Ajak bintang menari di angkasa Awan langitpun terusir Kilau hati dan bintang kian mempesona
Tibalah kini di ujung pagi Bintangpun harus pergi meninggalkan hati Haruskah hati mati dan membeku lagi
Aku sudah berusaha untuk mendapatkanmu lagi Aku sudah berusaha memberikan yang terbaik bagimu Setiap ku coba mendekatimu lagi u selalu buat aku sakit Tapi tak pernah aku menyerah karna ku menciintai mu setulus hati
Tapi setelah kau ucapkan satu kata yang membuat ku hancur Kucoba tuk melupakan mu hilangkan kau dari benakku Kucoba lupakan semua tentang dirimu di hatiku Kucoba untuk tak lagi mengingat namamu diucapanku
Daun hijau di pagi hari Di tetesi ebun pagi Bila ku sentuh terasa dingin Sesejuk pertama ku mengenalmu
Daun kering di siang hari Saat ku sentuh ia jatuh ketanah Lama kelaman menjadi rapuh Saat ku genggam ia hancur