Tampilkan postingan dengan label Puisi Cinta Orang Tua. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi Cinta Orang Tua. Tampilkan semua postingan

Untitled #4

Papa Mama
Seandainya kalian tau
Betapa sulitnya aku untuk meraih mimpi
Betapa berat yang aku lalui

Doa kalianlah yang membuat aku Bertahan hingga saat ini
Terima kasih mama papa

Do'a Bunda

dengarlah anakku nasihat untukmu
hentikan tangismu
usap air matamu

anakku… anakku…

ibu…
terima kasihku

ibu…
doa ku untukmu

aku terjebak dibelantara bumi
aku terinjak dikaki tirani…

ucapmu… ucapmu…

dunia memang begitu
saat ini ataupun dulu

sabarlah anakku
semua itu palsu
tak usah kau jemu
doa ibu selalu
untukmu….


IBU

Ibu…
adalah wanita yang telah melahirkanku
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku telah dewasa

ibu..
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian
tatkala kaki kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun diwaktu pagi ,siang , dan malam

ibu..
adalah wanita yang penuh perhatian, dikala.
bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
dan bila aku kesepian

ibu..
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoaan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku.

aku yang selalu merepotkanmu
aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu.

ibu..
engkau menangis karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kuruspun karena aku
engkau korbankan segalanya untukku

ibu..
jasamu tiada terbalas
jasamu tada terbeli
jasamu tiada akhir
dan jasamu terlukis indah didalam surga

ibu..
hanya doa yang bisa kupersembahkan untukmu
hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu..

Bumi menangis
Buah Karya : Ikbal oktaviansyah

kicauan burung tak seindah dulu
tarian daun tak sekencang dulu
hembusan laut tak setenang dulu
getaran gunung tak seseunyi dulu

apakaha kalian tak berfikir
begitu bodohnya kalian
mengubah bumi yang begitu indah
sekarang menjadi begitu tak berdaya

siapa yang bertanggung jawab
tanya sang bumi
aku tak sanggup menampung kalian
aku tak bisa melihat kalian
ucap sang bumi

bencana yang begitu banyak menimpaku
apa yang diperbuat anak bangsa untukku?
hanya pertunjukkan yang tiada arti
pertunjukkan untuk berlomba-lomba memperkaya diri
pertunjukkan peperangan satu sama lain

tiadakah kalian melihatku seperti ini
apa yang harus kulakukan untuk menyadarkan kalian
apakah hanya berharap
apakah hanya mengeluh
dan apakah hanya menangis


Sajak Hati Buat Bunda

Hari ini kulihat bunda

Termenung termangu

Ada apa?

Saat bicara air mata berlinang

Salahkah aku bunda ?

Kukejar cinta terlarang

Tapi apa daya…

Andai bunda mengerti

Tak Cuma bahagia kudapat

Tangis pun ada

Kenapa kubertahan bunda

Kurasa cinta

Jangan salahkan aku lagi

Aku muak tapi tak benci

Bunda jangan pasung aku

Dengan derita yang pernah terasa

Bunda garisku berbeda

Telapak , kepala hingga raga

Biar aku bebas aku tau jalanku

Bila benci bunda tak terelakan

Aku mohon jangan pernah tolak sujudku

Biarkan aku memujamu

Karena selalu dilubuk hatikku

Ditiap linang air mataku

Ditiap tutur bahasa mulutku

Bunda selalu menjadi surgaku


AYAH

Kau tampak lusuh dan berdebu

Ruat-ruat garis hitam merona kelopak matamu

Ku tahu kau lelah ayah…..

Saat senja kau duduk termenung menatap jalanan

Yang selalu menghantarkan keping pemberi kehidupan

Ketika kantuk menyerang kau tetap tegar

Ku tahu kau lelah ayah

Malu aku menawarkan ranjang yang tersisa

Atau mengantar diri terlelap lebih awal

Tiap malam beserta doa kuberharap

“Tuhan murahkan rejeki ayahku

Jagakan sehatnya, jauhkan darinya mara bahaya

Dan jika nanti Kau meminangnya kembali

Tempatkanlah ia disisi-Mu”


Kasih sayang Orang tua

Kenanglah kedua orang tua, Tidak mudah bagi kita untuk menghargai kasih sayang mereka, padahal mereka menebar cinta mareka dalam setiap desas nafas, gerak bibir, dan ayunan langkah mereka, tak ada yang emereka pikirkan begitu penting selain keluarga,
ini mungkin nasehat tua yang sudah terlalu sering terdengar, namun, tak pernah usang karena orang tua selalu dilahirkan jaman. mengenang orang tua sebenarnya mengenang keberadaan diri kita sendir. kita terlahir dari buah kasih sayang, kita tumbuh dalam naungan kasih sayang, memang tak ada yang terlambat
Anak durhaka adalah seorang anak yang tidak pernah dapat membuat kedua orang tuanya tersenyum banga ketika ia berada disisinya(ortu) itulah anak durhaka, anak yang tidak pernah tau apa keingin orang tuanya. Kasihilah mereka, mungkin itu cukup untuk membuatnya bangga meskipun tak tersenyum, jadilah anak yang membuat Orang Tua tersenyum bangga karena kehadiran kita disisnya
bukan tersenyum karena lolucon kita.

Untuk-Mu Ibuku

Ibuku....
Ijinkan Anakmu merangkai sebait kata ini untukmu
Sekedar mengingatkanku
Tuk selalu mengingat dan menghormatimu
Walaupun pada kenyataannya
Hingga detik ini
Aku belum mampu berbuat banyak untukmu ibuku
Tuk bahagiakanmu
Padahal….entahlah!
Apalah jadinya anakmu yang hina ini tanpamu?

Tanpa kesabaranmu dalam menuntunku
Tanpa kelembutanmu saat bicara padaku
Tanpa kepekaanmu dalam memahmi perasaanku
Tanpa pelukanmu dalam tidurku
Tanpa semangatmu dalam derap langkahku
dan sejuta kata kehilangan makna tanpa semua itu
Tanpa kasih sayang dan doa
Yang senatiasa kau panjatkan untukku
Demi kebahagiaanku…

Ibuku …
Walaupun jarak memisahkan kita
Tapi hati ini kita tetap dekat bukan?
Karena aku dapat menyapamu tiap waktu
Tuk sekedar mendengarkan desah nafasmu
Dan kaupun menyambutnya cerah
Secerah mentari pagi yang menyinari perasaanku

Ibu …
Masih ingat? Saat aku kelaparan
aku ingin lekas-lekas disediakan makanan
walaupun saat itu dirumah tidak ada makanan
dan engaku berusaha untuk membelikan makanan
walaupun kutahu uang tak ada
Dan kau slalu bilang "Ibu bisa pesan lagi"
Atau "Ibu nanti masak lagi"
Padahal … kutau kaupun sedang dalam keaadan laparan
Namun slalu kau tutupi
Hanya sekedar untuk memuaskan nafsuku
Ugh … alangkah tak tahu dirinya aku kala itu
Dan masih banyak hal lain yang menimbulkan nestapa bagimu
Namun reaksimu hanya tersenyum tulus
Membuatku tersipu malu saat kedewasaan menghampiriku

Akh, rasanya takkan pernah ada habisnya
Mengurai sejuta kekagumanku padamu
Mungkin sudah waktunya giliranku
Tuk balas semua itu
Walau nilainya tak sebanding
Namun aku harus terus berusaha
Memahami maumu dan membahagiakanmu
Tanpa harus kau ucapkan secuil katapun

Karena yang ku tahu
Kita adalah satu
Ibarat samudera dilautan nan biru
Takkan pernah henti kuucap I Love U … Bu!
Bahkan hingga lidahku kelu
Aku tak pernah malu
Karena itu mauku ibuku sayang