Pasti Bertemu Lagi

Meriahnya malam ini dengan kehadiranmu
Tidakkan ku lepas kau pergi tanpa ucapan selamat tinggal

Kita bertemu di hening pagi
Kau hulurkan senyum manismu sebagai salam perkenalan
Kau suakan santun katamu berbicara
Mulanya sukar untukku menerimamu
Namun kemesraanmu meluntur hatiku
Perpisahan kita di pagi itu tanpa kata yang pasti

Adakah akan bertemu lagi?
Yang pasti hatiku telah kau curi
Betapa segarnya perasaan itu
Sesegar hirupan udara pagi
Betapa indahnya cinta itu
Seindah kasihku padamu
Tiada kata perlu diucap
Cukup sekadar renungan
dan senyumanmu yang menusuk kalbu

Bertemu kita kembali di malam ini
Sekian lama kau menyepi diri
Namun takdir menemukan kita
Tidakkan ku biar perpisahan menjelma
Kehadiranmu memeriahi hidupku
Tidakkan ku biar kau pergi
Tidak dengan selamat tinggal
Hanya ucapan
“ Pasti kita bertemu lagi sayangku”


Bila Tiba Saat

Bila tiba saat aku mulai suka…
Ada rasa mahu lebih mengenali
Sedalamnya ingin aku mengerti
Segalanya ingin aku pastikan
Bahawa kita punya persamaan,
punya kisah suka dan duka,
punya impian yang sama..
Apa yang tersembunyi didalam hati
Yang tak bisa untuk luah bicara..

Bila tiba saat aku mula sayang..
Ingin terus lebih dekat mengenali
Terasa ingin mencambah rindu
Selalu mahu menabur kasih
Selalu mahu berkongsi bersama
saat kisah manis dan duka…
Agar terasa diri lebih menyayangi
Agar terasa diperlukan dan memerlukan..

Bila tiba saat aku sudah jatuh cinta..
Terasa ingin mahu memiliki
Terasa ingin selalu didampingi,
Dihargai dan menghargai..
Setulus ikatan pengikat janji
Semekar kasih penghias bahtera
Seteguh doa melayar impian
Walau sesaat tidak ingin ditinggalkan
Dicampakkan ke tepi..

Tapi, bila tiba saat aku sudah benci..
Suka, sayang, cinta.. terlenyap sudah
Segala tergenggam berkecai hancur
Dunia bahagia terasa kelam
Ikatan janji semakin goyah
Kisah kasih menjadi ngeri
Kepercayaan tiada terlebur sudah.
Walau tak bisa untuk lafazkan
Usah bertanya, mengambil hati
Cukup sekadar aku menyepi..


Sebuah Jalan

Aku tahu, aku akan tersesat lagi
seperti tahun-tahun aku belum mengenalmu
jalanan nampak sama dan aku
tak terbiasa mengingat banyak nama

di jalan ini aku mengenalmu
di jalan ini pula kau belajar meninggalkan
aku menyedarinya dari awal
setiap kali kehilangan, setiap kali menemukan
tapi aku mendapatkan kesedihan di sini
bahkan untuk diriku sendiri
aku terus bergantung padamu

betapa aku takut sendirian
sebab telah banyak aku kehilangan
di setiap simpang, di setiap belok
di mana jalan-jalan bercabang
aku selalu gemetar dan ketakutan
kerna kau sama saja
sering menggoreskan sedikit kenangan
pada tubuhku lalu berebut saling menjauh

di tempat yang ramai ini
orang-orang sibuk dengan nasib sendiri
di sana, di jalanan lain, aku tahu
orang-orang menyambutmu dengan riang
kalau pun aku sampai menyusulmu
meski aku tahu, di tengah kesibukan ini
selalu ada tempat bertanya
aku sudah tak mendapatkan apa-apa
mungkin hanya kata-kata sakit yang bisa kita ingat
sebentuk kekejamanku padamu

di tempat ini
aku tak mengenal apa pun
dan tak berkehendak mengenal apa pun
aku tahu waktu ini akan tiba
akan segera tiba
dan aku sudah lama menyiapkan kemungkinannya
tapi selalu saja tak ada yang siap
ketika sampai di persimpangan

aku tak ingin menangis lagi
mengingatkan kepedihan-kepedihan yang lalu
aku takut tersesat dan tak akan menemukan jalanmu lagi
jalan yang terlalu sibuk
di mana aku merasa begitu kecil dan sendirian


Cerita Cinta Ku

Garis senyum terukir,
Kerna dia.
Bibir menguntum bahagia,
Pancaran kasih kepadanya.
Hati mekar berbunga,
Menatap wajahnya.
Semuanya indah,
Hanya bersamanya…

Menitis ia sekali lagi,
Hanya kerna dia.
Meraung ia berulang kali,
Juga kerna dia.
Semua pilu,
Dia puncanya.
Semua kepedihan,
Kerna cintainya…

Menjauhi cinta,
Mahu dia bahagia.
Meninggalkan kasih,
Kerna tiada kata.
Korban hati ku,
Menutup segala sengsara.
Namun parutnya,
Kekal di sini sentiasa…

Cinta tetap padanya,
Walau raga jauh tak tergapai.
Setiap rasa kepunyaannya,
Walau tersimpan, tertanam di kuburan…

Dia,
Bukan milikan tetap ku,
Tapi aku,
Cinta ku,
Kasih ku,
Rindu ku,
Dia pemiliknya…

Cintainya tiada bersebab,
memberi tanpa menerima,
melayani tanpa menyedari,
merasai tanpa dipinta,
manyayangi walau punah jiwa raga,
kerna cinta adalah cinta,
tak perlu alasan memulakannya…

Cukup hanya dia,
Watak utama lakonan cinta,
Memainkan layar,
Pemula cerita,
Penutup, penyudah ceritera cinta ku…


Kenangan Cinta Pertama

Pena menari mengukir rindu,
Ditemani diari pengubat pilu,
Tinta dialir melakar rasa,
Ucapan terakhir buatmu yang ku puja,

Maafkan ku kasih hatimu terasa,
Ucapan ku yang pedih mencengkam jiwa,
Tiada niat ku melontar hina,
Dorongan nafsu cemburu membara,

Pemergianmu meracun jiwa,
Hati yang sedia menangis,
Ditambah luka beritamu yang tragis,

Tiada maaf sempat ku ucapkan,
Padamu yang amat ku cintai,
Tiada lagi ungkapan impian,
Hanya kenangan cinta pertama...