Cinta Adalah ... ?

Cinta itu bagaikan sekuntum bunga mawar.
di mana keindahan dan aromanya akan menghipnotis kita untuk masuk dalam dunianya….
namun akibat kita masuk dalam dunianya…….
hidup ini menjadi terpaku terhadapnya.
dan keindahannya akan memerintahkan kita untuk menyentuhnya,

dan bila kita menyentuhnya, mawar tersebut akan rusak karena ulah dari tangan kita
ataukah tangan kitalah yang akan terluka akibat duri-duri dari mawar tersebut.
maka berhati-hatilah terhadap cinta,
karena cinta yang tak memiliki kehati-hatian……
akan melukai diri sendiri……,
orang lain………,
ataukah orang-orang yang kita cintai.


Aku dan Cintaku

Dia dan cintanya….
Aku dan cintaku…
Aku mencintainya dan aku lelah..
Sedikit nakal aku bermain dalam kejenuhanku
Mencoba meramba pelan mencari sesuatu yang baru..
Sesuatu yang membuatku menenggelamkan bosanku…

Jika seperti ini, siapa yang bersalah..???
Aku dan kelelahanku, atau dia yang membuatku lelah…???
Aku dan kejenuhanku ataukah dia yang membuatku jenuh…???
Aku sakit namun tak mampu berpaling…
Aku lelah namun tak sanggup tuk pergi…
Aku terluka namun aku mencinta..
Mencinta pada dia…
Kekasih jiwa yang membuatku lelah…


Kenangan dan Kenyataan

Terdiam merenung sendu
Ku bersenandung rindu
Terbayang perjalanan waktu
Sebuah kisah masa lalu

Tiada lagi nyanyian surga
Tiada lage penghibur lara
Tiada lage damai dalam jiwa
Hanya ada Bintang penuh derita
Hanya ada Langit yang kian terluka
Seakan hendak berkata
Inilah nafas Kehidupanku

Senyuman pun kian membeku
Dalam dinginnya gelap hitam malam
Tangisan pun kian melarut pilu
Dalam harunya lautan malam
Seakan hendak bercerita
Inilah jejak yang harus kutempuh

Sanggupkah kulalui badai angin pasir rindu
Sanggupkah kulupakan indahnya sejuta pesona mimpi
Sanggupkah kulangkahkan kaki melewati panas inti bumi
Sanggupkah kubenamkan diriku dalam lautan kelam
Sanggupkah kubertahan dalam dinginnya hembusan angin salju

Hanya ada satu jawaban hati
Kan Kulalui dan kujalani dengan kasih murni setulus hati


IBU

Ibu…
adalah wanita yang telah melahirkanku
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku telah dewasa

ibu..
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian
tatkala kaki kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun diwaktu pagi ,siang , dan malam

ibu..
adalah wanita yang penuh perhatian, dikala.
bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
dan bila aku kesepian

ibu..
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoaan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku.

aku yang selalu merepotkanmu
aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu.

ibu..
engkau menangis karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kuruspun karena aku
engkau korbankan segalanya untukku

ibu..
jasamu tiada terbalas
jasamu tada terbeli
jasamu tiada akhir
dan jasamu terlukis indah didalam surga

ibu..
hanya doa yang bisa kupersembahkan untukmu
hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu..

Bumi menangis
Buah Karya : Ikbal oktaviansyah

kicauan burung tak seindah dulu
tarian daun tak sekencang dulu
hembusan laut tak setenang dulu
getaran gunung tak seseunyi dulu

apakaha kalian tak berfikir
begitu bodohnya kalian
mengubah bumi yang begitu indah
sekarang menjadi begitu tak berdaya

siapa yang bertanggung jawab
tanya sang bumi
aku tak sanggup menampung kalian
aku tak bisa melihat kalian
ucap sang bumi

bencana yang begitu banyak menimpaku
apa yang diperbuat anak bangsa untukku?
hanya pertunjukkan yang tiada arti
pertunjukkan untuk berlomba-lomba memperkaya diri
pertunjukkan peperangan satu sama lain

tiadakah kalian melihatku seperti ini
apa yang harus kulakukan untuk menyadarkan kalian
apakah hanya berharap
apakah hanya mengeluh
dan apakah hanya menangis


Sajak Cinta Yang Berkesah

Sungguh, aku tak mengerti, bagaimana caranya mengatakan bahwa aku masih menunggu seseorang itu, seseorang dengan rupa seperti bintang, dan bukannya kau…

pada setiap doktrin yang berkata bahwa manusia hidup berpasangan, aku tak percaya. aku hanya percaya bahwa manusia adalah material yang terjebak sistem. lalu datanglah kau. membuatku labil dengan segala asumsi yang kubuat sendiri. baru kali ini aku mampu menyandarkan logikaku dalam frase: aku cinta. jadi, benarkah kau adalah jawaban itu, kekasihku?

anggaplah aku hanya sekelebat kosong, karena aku bukan jawaban. bukan pula kekasih yang menawarkan pemikiran baru kepada kau.


malaikat kecilku, pendar sinarmu begitu lekat pada sukma gelap yang selama ini menyesatkanku. maka sudikah kau bila kuabadikan dalam sebuah elegi cinta? tanpa nama lain hadir di setiap baitnya. melengkapi rusukku yang hilang, menjadi tongkat bagi kepincanganku, menjadi napas bagi setiap sajak yang tertulis di hari-hari yang membayang rindu akan kau.

anggaplah aku hanya goresan kata yang tanpa makna. bukan pula malaikat kecil yang memberi cahaya. janganlah kau ciptakan sebuah syair untukku.

izinkan aku membalut luka hatimu dengan kasa putih yang dilumuri doa cinta untukmu. lalu ku khitbah kau dengan basmalah, dengan mahar berupa lantunan juz tiga puluh, agar kita menjadi halal, agar separuh dien kita menjadi lengkap. nanti, kau kenakan kerudungmu dengan melati yang membuat kecantikanmu mewarnai hidupku, wahai bidadari surgaku.

aku mohon jangan pedulikan aku. aku bukan bidadari surga. aku hanya perempuan biasa yang masih ingin berdiri di depan altar lain, tanpa bebunga.

dan kenapa kau sungguh-sungguh tidak juga mau mengerti? aku masih akan terus menunggu seseorang itu, seseorang dengan rupa seperti bintang, dan bukannya kau…