Dirimu….

Hadirya dirimu memberikan suatu yang baru

Kau begitu mampu menenangkan risau dalam hatiku

Kau begitu mampu mejadi penyejuk jiwaku

Lembutnya sikapmu meluluhkan kerasnya hati ini

Lembutnya tutur katamu selalu membuaiku

Ketulusan cintamu membuatku semakin tak berdaya


Membayangkan parasmu hati ini menjadi tenang

Berada disampingmu jiwa ini teras damai

Rasa gundah yang melanda berlahan pergi

Rasa sakit yang menghujam berlahan sirna

Itu Karena dirimu……..



Dirimu selalu mengisi hatiku yang kosong

Dirimu selalu mewarnai hidupku yang sepi

Rasa perih yang dulu menyiksa kini berlahan hilang

Rasa percaya diriku kini telah kembali

Dan kini rasa bahagia yang kurasakan saat mengenalmu


Mimpi Buruk Terindah

Sayang..
Senyum-senyum sang dewi tlah kukalungkan di lehermu,
penanda engkau adalah milikku,
di hati kita.

Sayang..
Engkaulah keindahan di sudut hari yang gersang,
angin yang terbangkan beban,
juga malam yang jinakkan siang.

Sayang..
Mimpi-mimpi seribu malam tlah kulalui,
dan tak lelah kumendaki tuk mengetuk pintu cinta,
namun mengapa istanamu makin tertutupi kabut?

Sayang..
Kaulah purnama penyempurna malam,
dan akulah sang malam yang ingin memelukmu,
namun mengapa cahayamu terus meredup?

Sayang..
Kau tepat di hadapku,
Dan menatapku lembut,
namun mengapa kaki ini merasa tak lagi berpijak di tanah yang sama?


Sendiri

Disini kududuk sendiri

menanti pagi yang tak pernah mati

Terkenang…bayang wajahmu

Terlelap di bawah bintang semu

Secercah asa, yang selalu terasa

Terkulai lemah, berharap buai

Terjerat hangat mentari, waktu sepi

Tak pernah mati, tak abadi

Aku masih disini, sendiri

Mendengar angin berbisik, merasa terusik

Semut berbaris, dan menangis

Anjing jalanan, kesepian

Kisah yang tertulis dengan tinta putih

tak pernah terjadi, tak ingin kualami

Hidup hampa yang terbuai oleh satu kata

Cinta…

Maaf. itu kata untuk hati

yang meminta, merintih, memohon sebuah hati

“Salah sendiri kenapa kemari?”

Kediri seorang penyendiri

Disini aku terus menanti.


Maaf

Sayang…

Maaf jika untai kataku buraikan mimpi kita

Aku ingin jujur tentangnya

Seorang yang datang saat kau ada

Saat ku bermuka dua dan berbagi cinta

Aku tersadar

Sayang…

Ini bukan salahku dan salahmu

Kuhanya melanjut hidup yang tergaris didahiku

Hidup yang mengantarku padamu dan dia

Ia sungguh sederhana

Ia beri angin sayapku tuk mengepak tanpa minta dahan tuk balasan

Ia beri telinga saat kuingin berbagi tentang segala yang kulalui hari ini

Ia beri aku bicara yang bisa tenangkan badai samudra

Ia beri aku perlindungan hanya dengan sejumput senyuman

Semua ada saat kau berkubang dalam harimu yang perlahan membenam hadirku

Ya, aku tlah berkhianat padamu

Kubagi cinta yang dulu sepenuhnya mulikmu

Kini kuingin jujur padamu

Dia telah ambil tempat dihatiku dan mensemayamkan dirimu

Maaf…


Aku… Akan Menunggumu…

Ingin ku segera memelukmu…

Membawamu tuk iringi langkahku…

Namun tak berhak aku…

Dan takkan kupaksakan itu…

Kau masih belum milikku…

Belum jadi kekasihku…

Dan ku belum jadi bagian hidupmu…

Belum jadi satu yang selalu mengisi hatimu…

Meski terasa lelah aku bertahan…

Aku akan terus menahan…

Segala kerinduan…

Dan hasrat yang tak terucapkan…

Kau bagai bulan…

Bersinar terangi gelap malam…

Terlihat oleh mataku tanpa penghalang…

Namun kau sulit tergapaikan…

Tapi aku pasti bertahan…

Karena kau tlah memberiku harapan…

Akan cintamu yang hampir mustahil tergapaikan…

Meski kutahu tak semudah itu tuk menggapaimu…

Karena yang inginkan kau bukan hanya aku…

Engkau putri raja yang didamba…

Banyak yang pangeran dan kesatria yang mencoba menggapaimu…

Sedangkan aku hanya prajurit tak bernama bagimu…

Ya… Aku memang prajurit tak bernama…

Tak sekuat kesatria…

Tak semenawan pangeran…

Hanya seorang pemimpi dengan sepenggal puisi saja…

Namun aku pasti menunggumu…

Menunggu jawaban dari cintaku…

Meski lelah aku…

Meski tipis harapanku…

Aku pasti kan menunggumu…