SALAHKAH

Salahkahku...
yang tak bisa memaafkan cinta untukmu
Di saat kau benar benar butuhkan ku
Dan salahku yang tak bisa bukakan rasa untukmu
Di saat kau benar benar inginkanku

Salahku...
yang tak pernah memperhatikanmu dulu
Di saat kau masih ada di dekatKU
Dan maaf ku yang tak bisa buka kan perasaanku
Disaat Kau benar benar inginkan ku

Di saat cintamu tumbuh dalam jiwa
kau malah tinggalkan ku sendiri
Membuat ku smakin tak berdaya padamu

Dan disaat rasamu tumbuh dalam dada
Kau malah tinggalkan semua ini
Membuat ku smakin tak berdaya padamu



Kekasih

Kau pernah sekali berada di sini
Mengajarku melukis raut sunyi
Mengharapku kan selalu datang
Membawa utaian cerita cinta terpanjang

Kau pernah terlalu sederhana
Memiliki rasa sayang itu
Karena kalutmu mengungkap resah
Dan dinginmu mengikatmu kemas
Seperti irama cinta ini mulai melirih
Namun getar senyummu itu padaku
Pernah bisa menghidupkan hari-hari suramku yang lalu

Aku pernah menjadi seseorang kepadamu
Teman yang bukan teman
Tapi bimbang terus akanmu
Kekasih yang kau sendiri tahu
Tapi hanya kau yang tahu

Aku pernah selalu kau biarkan
Dan pernah selalu bersedih karena itu
Tapi aku masih selalu ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu
Aku masih selalu ingin menjadi sesuatu yang mungkin bisa kau rindu

Aku pernah begitu mencintaimu
Dan memutuskan untuk tetap begitu
Karena jiwaku tak mampu memaknai hidup tanpa rasa itu

Biarpun semuanya tak pernah semudah yang kau kira


Cinta Abadi

Terhanyut aku dalam nuansa indah bersamamu
Terlena dalam alunan suara
Tanpa terbersik bayang paras wajahmu
Karna kuterlanjur tertusuk panah asmara

Kini hanya tinggal gerimis rintihan menggores hati
Tak mampu lelapkan semua anganku bersamamu
Dinginnya kehampaan hati
Tak mampu luapkan lara hatiku karenamu
Ku hanya tertunduk, terpaku, terdiam membisu
Memendam sejuta kepedihan hati
Hingga terkubur jauh direlung hati

Kutertegun membaca isyarat lain hati
Secercah sinar cinta
Kini tlah menerangi disudut hati
Tak sanggup cinta sucinya kunodai
Nyatanya cinta sejatiku tlah jauh pergi

Kini sekuntum bunga tersenyum padaku
Bunga Melati
Putih, Tanpa tangkai berduri
Akupun tersenyum karena Cintanya Abadi
Karena Cintanya Abadi


Mampu & Sanggupkah Diriku

Mampukah aku melangkahkan kakiku
Saat aku berpapasan denganmu
Mampukah aku berdiri tegak saat kau menghampiriku
Mampukah aku bersua saat kau memandangku

Sanggupkah aku menahan rasa ini
Saat kau menatap mataku
Sanggupkah aku menahan air mataku saat ku ingat
Kau yang tlah menggores luka dihidupku
Karena suatu saat kita pasti bertemu

Oh Tuhan
Andai saat itu tiba, kuatkan akan siksa batin ini
Karna ku tak yakin, mampu dan sanggupkah diri ini
Menahan Gejolak hati
Amarah, benci, sakit serta rindu di hati

Ya Tuhan!
Aku berusaha semampuku tuk menutup tabir rahasia cinta itu
Tapi sungguh ku tak mampu karena Dia lah Cinta Sejatiku
Dan kini dia tlah pergi dariku
Meski ia masih menyimpan rasa sayang dan cintanya untukku
Namun sampai kapanpun aku dan dia takkan pernah bisa bersatu
Dan kumohon hapuskan rasa ini dari hatiku
Sungguh ku tak mau terpuruk dalam dunia semu


Rindu Cinta

Kutimbun rinduku setinggi gunung
Di gubuk pelupuk mata
Di dinding ubun-ubun kepala
Pada kekasih di dusun

Lautan adalah rinduku
Mencoba mencium karang hatimu

Kasih kurindu dirimu
Di penjara hati berterali cintamu
Dan aku tak mau lepas
Dari lubang terali cintamu
Biarlah hatiku disentrum api cintamu
Jadikan aku makin rindu bebas
Dari sangkarku yang panas